Tuesday 20 October 2009

Songket Palembang



Sehelai kain tenun songket dari Palembang, mempunyai banyak makna, dan mempunyai nilai sejarah. Kain ini mungkin sebagai peninggalan nenek moyang si pemilik yang ditenun selama satu tahun, mungkin sebagai mahar, mungkin sebagai busana kebesaran adat pengantin , mungkin sebagai benda koleksi keluarga yang berharga, dan masih banyak lagi kemungkinan yang lain.

Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi yang tinggi.Marilah kita "melongok" bagaimana kain tersebut dibuat, sedikit sejarahnya dan tentang motif hiasnya.

Teknik Pembuatan.
Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti benang kapas, atau yang lebih lembut dari bahan benang sutera. Untuk membuat kain songket yang bagus , bahan bakunya berupa benang putih yang diimpor dari India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun , bahan baku diberi warna dengan jalan dicelup dengan bahan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun songket.

Motif bintang berantai rakam; pada motif bungan yang berwarna emas di tengahnya diberitambahan benang sulam warna-warni. Kain songket in berukuran 90x200 cm. Selendang diberi motif lain yang lebih rapat berbentuk geometris. Benang emas dari cabutan.



Palembang ini, merah. Namun , saat ini penenun dari Palembang ini sudah menggunakan berbagai warna , yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.

Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari alam, dan teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya warna merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya.

Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit.Untuk mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan percampuran cat dari warna primer merah,biru dan kuning. Untuk mencegah agar warna tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas.

Setelah benang diberi warna, lalu ditenun dengan alat yang sederhana. Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti. Benang yang memanjang atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi kain. Untuk mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan benang emas yang sudah dihitung dan ditenunkan di antara hasil tenunan tadi.


Karena rumitnya proses bertenun ini , sehelai kain dapat diselesaikan dalam waktu ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu pada waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah selesai. Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang dipakai ada tiga jenis , yaitu benang emas cabutan , benang emas Sartibi dan benang emas Bangkok.enang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih kuat karena dibuat dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24 karat

Pengerjaaan yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa berlipat ganda. Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis dari pabrik benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil tenunannya lebih halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang Bangkok yang mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok.

Motif hiasMotif hias songket biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket tepus, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket tawur. Pada tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.


Sejarah Kain Tenun

Seperti seni tenun daerah lainnya di nusantara kita, kain songket Palembang ini tidak diketahui persis kapan mulai dikerjakan. Untuk keperluan busana, mula-mula digunakan sebagai bahan dasar kulit kayu, kemudian rajutan daun-daun, dan yang terakhir ditanam kapas untuk dibuat benang sebagai bahan dasar kain tenun.

Palembang yang terletak di pulau Sumatra bagian Selatan ini dahulu menjadi pusat kerajaan Sriwijaya yang menjadi pintu masuk berbagai budaya dari manca negara. Mula-mula datang bangsa Portugis, kemudian bangsa India yang terakhir bangsa Cina. Pada abad ketujuh sampai abad kesebelas Masehi kerajaan Sriwijaya sedang jaya - jayanya dengan pelabuhannya yang ramai. Kecuali menjadi pusat perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat agama Budha. Pusat kerajaan Sriwijaya, sekarang kota Palembang, merupakan tempat persinggahan pendeta dari Srilangka dan India yang akan pergi ke Cina. Itulah sebabnya budaya India ikut mempengaruhi motif hias kain songket Palembang.

Disamping itu pengaruh dari Cina juga melekat pada seni tenun Palembang terutama pada penerapan warna merah dan warna keemasan pada kain songket.

Karena adanya pengaruh budaya dari luar tadi terciptalah kain tenun dari Sriwijaya yang sangat indah dan bervariasi. Dengan demikian kain songket ini termasuk hasil budaya daerah yang harus dilestarikan .( Anur E Mulhadiono ).


Motif limar tetes mider di bagian tengah kain ini ditenun dari benang sutra dengan motif limar, ditepi-tepinya dimotifkan tumpal pucuk rebung. Kain ini digunakan benang emas Bangkok.


Kain tiga negeri. Kain iii dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.


Tumpal pucuk tebung yang biasa digunakan untuk bagian tepi kain.


Klik Di sini untuk melihat aneka jenis songket

No comments:

Post a Comment